Warga-warga
yang melihat perkelahian pun pada bubar, mereka takut akan terjadi keributan
yang lebih besar lagi. Mereka tahu bahwa babah Liong pasti akan marah besar,
dan akan membalaskan dendam kematian muridnya. Mereka langsung pulang
kerumahnya masing-masing, dan segera mengunci pintu rumahnya karena takut akan
kemarahan babah Liong. Babah along yang semenjak tadi gelisah, langsung
mendekati Jaka Someh, wajahnya tampak semakin pucat. Babah along berkata pada
Jaka Someh
“gawat...gawat...loe
orang sudah membunuh muridnya babah Liong hah...celaka...loe cepat-cepat pergi
lah dari sini...loe mesti sembunyi dahulu... babah Liong dan muridnya yang lain
pasti balas dendam...hah. celaka...celaka...oe mesti bagaimana ini...”.
Jaka
Someh kaget mendengar ucapan babah Liong. Dia menyesali insiden yang baru
terjadi ini, tapi semuanya sudah terjadi. Dia merasa kasihan terhadap babah
Liong dan warga-warga yang lain yang tampak ketakutan. Jaka Someh bertekad
untuk bertanggung jawab atas tindakannya. Dia tidak mau pergi dulu sebelum
urusannya dengan geng naga hitam selesai. Namun karena desakan dari babah along
yang menyuruhnya untuk segera meninggalkan tempat itu, Jaka Someh pun akhirnya
bersedia untuk segera pulang ke kampungnya. Babah along meyakinkan Jaka Someh
bahwa tidak akan terjadi apa-apa padanya
“hayya loe orang jangan kawatirkan
oe...hah...dia orang tidak mungkin mencelakakan oe...oe ini masih ada hubungan
keluarga dengannya hah...yang perlu di kawatirkan adalah loe, dia orang adalah
murid pendekar Tong yang terkenal sakti...Pendekar Tong sendiri adalah seorang
pendekar yang hebat dan baik, namun sayang dia sudah meninggal...tapi muridnya
ini...si Liong adalah orang jahat...hah... di sini tidak ada yang berani sama itu
orang...Jaka Someh...loe mesti pergi dari sini...biar loe selamat...hah.”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar