Selasa, 20 Februari 2018

Cerita Novel Silat "Sang Pendekar" Bab 13. Maut di Pantai Selatan


Cerita Novel Silat Ksatria Ilalang


Warga-warga yang melihat perkelahian pun pada bubar, mereka takut akan terjadi keributan yang lebih besar lagi. Mereka tahu bahwa babah Liong pasti akan marah besar, dan akan membalaskan dendam kematian muridnya. Mereka langsung pulang kerumahnya masing-masing, dan segera mengunci pintu rumahnya karena takut akan kemarahan babah Liong. Babah along yang semenjak tadi gelisah, langsung mendekati Jaka Someh, wajahnya tampak semakin pucat. Babah along berkata pada Jaka Someh 
“gawat...gawat...loe orang sudah membunuh muridnya babah Liong hah...celaka...loe cepat-cepat pergi lah dari sini...loe mesti sembunyi dahulu... babah Liong dan muridnya yang lain pasti balas dendam...hah. celaka...celaka...oe mesti bagaimana ini...”.
Jaka Someh kaget mendengar ucapan babah Liong. Dia menyesali insiden yang baru terjadi ini, tapi semuanya sudah terjadi. Dia merasa kasihan terhadap babah Liong dan warga-warga yang lain yang tampak ketakutan. Jaka Someh bertekad untuk bertanggung jawab atas tindakannya. Dia tidak mau pergi dulu sebelum urusannya dengan geng naga hitam selesai. Namun karena desakan dari babah along yang menyuruhnya untuk segera meninggalkan tempat itu, Jaka Someh pun akhirnya bersedia untuk segera pulang ke kampungnya. Babah along meyakinkan Jaka Someh bahwa tidak akan terjadi apa-apa padanya 
“hayya loe orang jangan kawatirkan oe...hah...dia orang tidak mungkin mencelakakan oe...oe ini masih ada hubungan keluarga dengannya hah...yang perlu di kawatirkan adalah loe, dia orang adalah murid pendekar Tong yang terkenal sakti...Pendekar Tong sendiri adalah seorang pendekar yang hebat dan baik, namun sayang dia sudah meninggal...tapi muridnya ini...si Liong adalah orang jahat...hah... di sini tidak ada yang berani sama itu orang...Jaka Someh...loe mesti pergi dari sini...biar loe selamat...hah.”. 
HALAMAN KE___: 123456 ----KLIK DI SINI UNTUK HALAMAN SELANJUTNYA----

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

The Hidden Master of Silat: Chapter 3. The Beginning of a Determination

  The sun was almost at its peak, and the heat was intense. Only a few clouds dotted the sky over Kampung Cikaret 1 , while a gentle mount...